PERAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP
SISWA YANG PUTUS SEKOLAH
SISWA YANG PUTUS SEKOLAH
IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : M A
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama : M A
Jenis kelamin : Laki-laki

Kelas : XI C
Alamat : Malang,
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan pendidikanya itu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.
Manusia perlu mengenal
dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka
akan dapat bertindak dengan tepat sesuai kemampuan yang ada pada dirinya.
Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya.
Mereka memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal dirinya sendiri,
lengkap dan segala kemampuan yang
dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Manusia pada dasarnya
adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika
berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan
kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi
tidak efektif. Pemikiran rasional adalah cara berpikir menggunakan penalaran
berdasarkan data yang tersedia untuk mencari kebenaran faktual, keuntungan dan
tingkat kepentingan. Kita harus menggunakan pemikiran rasional jika kita ingin
maju dan ingin mengejar ilmu pengetahuan. Selain itu, menjadi sangat diperlukan
jika kita ingin bekerja untuk kepentingan publik, memecahkan isu-isu publik, di
mana kita bertemu berbagai jenis orang, tradisi dan kepercayaan, maka kita
bakal punya alasan obyektif yang bisa ditunjukkan kepada publik (transparan),
bukti-bukti, referensi, yang bisa diperdebatkan (dengan logis dan relevan
argumentasi) dan sebanding dengan adanya alat ukur.
Banyak sekali Faktor yang
menjadi penyebab anak mengalami putus sekolah,
diantaranya yang berasal dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan karena malas
untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah.
Ketidakmampuan ekonomi keluarga
dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga
anak tidak bias bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya
selain itu adalah karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti
play stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas, prestasi di
sekolah menurun dan malu pergi kembali kesekolah. Anak yang kena sanksi karena mangkir
sekolah sehingga kena Droup Out.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Pembahasan
Suatu Ilmu sangatlah
penting untuk diperoleh bagi seluruh manusia, ilmu pendidikanlah yang sangat
utama dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam penelitian
ini penulis mendapati seorang murid yang berhenti sekolah, setelah menelusuri
masalah tersebut dapat di ambil pemahaman bahwa permasalahan timbul karena anak
yang mendapatkan teguran dari guru kelas.
Faktor yang
melatarbelakangi anak mengalami putus asa dan berhenti sekolah adalah ketidak
mampuan dalam berpikir rasional yaitu dari diri siswa tersebut. Yang mana dalam
Proses intelektual yang kurang aktif
dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sintesis, dan mengevaluasi. Hal tersebut terjadi
disebabkan juga karena perkembangan masa anak remaja yang tidak terpenuhi,
adapun misalnya ialah: (1) ketidakstabilan dalam perkembangan yang mengenai
konsep diri, ketidakmampuan dalam mengaplikasikan emosional dengan secara
tepat, (2) pencapaian hubungan-hubungan terhadap teman sebaya yang belum
matang, (3) ketidakmampuan dalam bertanggung jawab secara penuh. Selain itu
factor yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga, dari
pihak orangtua yang belum optimal dalam mendukung anaknya untuk lebih tinggi dalam
berpikir yang rasional.
Kemampuan setiap
individu memang sangatlah berbeda-beda, dalam mengungkapkan dan memunculkan nya
juga setiap individu berbeda-beda.
Penelitian seperti ini
sangat menjadikan sebuah keinginan yang tinggi untuk merubah pemikiran yang
kurang rasional menjadi lebih rasional, agar menjadi diri yang bertanggung
jawab, lebih disiplin dalam memenuhi tugas-tugasnya, menemukan dan memiliki
konsep diri.
Setelah adanya peranan
layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, dapat dilihat efek yang timbul
antara sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling individu. Adapun
perubahan yang diketahui setelah adanya pemberian layanan konseling individu
adalah (1) siswa yang mulanya kurang disiplin dalam menghadiri pembelajaran
dikelas, menjadi lebih displin, (2) siswa yang sembarangan menggunakan
fasilitas sekolah, dapat berubah menjadi lebih mengerti kegunaan fasilitas yang
digunakan secara tepat, (3) dapat menemukan konsep diri yang sesuai dan
memanfaatkannya secara tepat, (4) mengembangkan sikap apresiatif siswa terhadap
sekolah, bahwa sekolah di samping tempat menuntut ilmu juga sebagai investasi
masa depannya, (5) membuat siswa mampu dalam mengembangkan diri dengan lebih
percaya diri, dan yang terakhir (6) memberikan dukungan terhadap siswa untuk
berkehendak melanjutkan studi atau sekolahnya dengan lebih giat dan semangat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dilihat dari sudut
pandang psikologis, siswa dapat diartikan sebagai suatu organisme yang sedang
tumbuh dan berkembang. Ia memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti bakat,
minat, kebutuhan sosial, kebutuhan emosional, kebutuhan personal, dan kemampuan
yang ada pada diri tersebut. Potensi-potensi tersebut perlu dikembangkan
melalui proses pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara utuh menjadi manusia dewasa yang berfikir lebih matang dan lebih
rasional.
Demikian pemahaman di
atas dapat dipahami bahwa manusia merupakan keseluruhan atau totalitas yang
tidak dapat dibagi. Maka, sangat dibutuhkan bagi siswa VII C dalam pembentukan
dan peningkatan dalam berpikir yang lebih rasional.